Sebuah artikel pernah ditulis Kashyap V Vasavada pada tahun 2010,
didasarkan pada makalah yang dipresentasikan pada First International
Conference On Holistic Vision And Integral Living, Oak Ridge (TN, US)
27-28 Agustus 2010. Vasavada berbicara tentang partikel atom yang tidak
bisa dijelaskan dalam teori
fisika modern, sebuah konsep yang mendukung dunia ilusi atau tak terlihat. Konsep ini hampir mirip dengan teori
interaksi dunia paralel yang baru-baru ini diperbincangkan kalangan ilmuwan fisika.
Kashyap V Vasavada, seorang profesor Fisika di Indiana University-Purdue
Univerisity Indianapolis, kelahiran India yang pernah menjabat sebagai
tim ilmuwan NASA dan telah menerbitkan 61 jurnal ilmiah sepanjang
karirnya. Yang paling menarik, Vasavada beranggapan bahwa fisika modern tidak jauh berbeda dengan sastra klasik atau filsafat Hindu kuno. Bagaimana alam semesta terbentuk, dan bagaimana partikel tidak bisa dijelaskan melalui teori fisika.
Beberapa kesamaan terlihat dalam teori fisika modern dan filsafat Hindu kuno,
seperti yang diungkap dalam Veda dan Upanishad. Dasar filsafat Hindu
merupakan gagasan mistik Brahma yang biasanya digambarkan dengan
kata-kata 'Neti, Neti' yang berarti, bukan ini, bukan ini! Menurut
Vasavada ketika mendalami studi fisika, dia menyadari bahwa ilmuwan saat
ini sama persis dengan para Resi kuno, dimana keduanya tidak bisa
menjelaskannya dengan bahasa.
Persamaan Teori Fisika Modern Dan Filsafat Hindu
Mundaka Upanisad (Aksara Dewanagari) termasuk dalam Sruti yang merupakan
bagian dari Veda, di samping sastra Brahmana. Upanisad berisikan ajaran
filsafat, meditasi serta konsep ketuhanan. Upanisad disusun dalam
jangka waktu yang panjang, yang tertua diantaranya Brhadaranyaka
Upanisad dan Chandogya Upanisad disusun pada abad ke-8 SM. Upanishad
membagi semua pengetahuan ke dalam dua kategori, yang pertama adalah
pengetahuan yang mengarah ke realisasi diri yang disebut Para Vidya
(Pengetahuan illahi). Dan yang kedua disebut Apara Vidya atau
Pengetahuan tentang dunia material (pengetahuan duniawi). Berdasarkan
klasifikasi, ilmu fisika mungkin berada di bawah Apara Vidya. Dalam hal
ini, Vasavada berusaha meyakinkan bahwa
Fisika Modern sama seperti filsafat Hindu, Para Vidya.
Beberapa ilmuwan yang ikut mencetuskan teori kuantum termasuk Bohr,
Schrodinger, Heisenberg dan Bohm, mereka sangat dipengaruhi ide mistis
dari Timur. Vasavada mengatakan bahwa beberapa buku telah menjadi bukti,
diantaranya buku Fritz Capra yang terbit pada tahun 1970 berjudul 'The
Tao of Physics'. Fisikawan Subhash Kak, Amit Goswami, John Hagelin dan
beberapa orang lainnya juga telah menerbitkan buku yang berkaitan dengan
ide mistis dari Timur.
Bagaimana menjelaskan secara singkat implikasi beberapa teori fisika
modern dikalangan non-fisikawan? Menurut Vasavada, fisika yang ditemukan
sebelum abad ke-20 dikenal sebagai fisika klasik yang menggambarkan
fisika sehari-hari seperti bagian terpenting dalam mekanika, panas,
medan listrik, optik, diaman semuanya telah digunakan secara ekstensif
dalam teknik dan teknologi. Kemudian pada awal abad ke-20, data
eksperimen dan masalah inkonsistensi tertentu memaksa fisikawan menerima
dua teori revolusioner, yaitu Teori Kuantum dan
Teori Relativitas, dimana fisikawan dipaksa untuk mengubah pandangan tentang alam secara drastis.
Mungkin pada awalnya banyak fisikawan yang enggan memberikan ide klasik,
karena dipaksa menganut teori kuantum dan teori relativitas. Alama
semesta tidak tercipta dari materi yang kaku seperti batu panas ataupun
sejenis meteor. Tingkat atom dan sub-atom terdiri dari benda yang
terdiri dari gelombang dan ruang kosong. Jadi sifat solid obyek yang
terlihat di sekitarnya menjadi jelas, lebih mendalam lagi bahwa disana
terdapat ruang vakum, dimana semua ini mengisyaratkan salah satu ide
ilusi yang meliputi seluruh alam semesta.
Adi Shankaracharya mengatakan 'Brahma Satyam, Jagat Mithya' bahwa
Brahma merupakan satu-satunya kebenaran, dunia adalah ilusi palsu. Sama
seperti ilmu fisika, dimana kita hanya melihat fisik berupa materi
padat. Alam semesta diliputi ilusi, seseorang tidak melihat yang
mendasari Brahma adalah kenyataan. Begitu juga dalam fisika, kita hanya
melihat materi disekitarnya dan tidak melihat keanehan dunia kuantum
yang mendasari semua fenomena alam semesta.
Disisi lain, partikel fisika modern meyakini beberapa jenis bagian
ditangguhkan tanpa ada sifat tertentu sampai terukur. Bagian-bagian ini
merupakan waktu yang sama dan dijelaskan melalui fungsi gelombang,
superposisi sifat yang secara fisik tampaknya bertentangan.
Hubungan Ajaran Kesadaran Primitif Dan Fisika Modern
Jika kita memahami, bahwa deskripsi ini sangat mirip dengan deskripsi Brahma, misalnya Ishopanishad disebutkan 'Dia bergerak dan tidak bergerak, jauh dan dekat, ini semua didalamnya dan Dia juga diluar semua ini'.
Kemudian teori kuantum muncul ketika Teorema Bell dan percobaan
selanjutnya terbukti benar; dimana dua atom atau lebih, elektron atau
foton menunjukkan sifat berkorelasi, bahkan pada jarak yang terdapat
komunikasi adalah mungkin selama waktu tertentu. Perkembangan ini
merupakan perkembangan yang paling penting dalam sejarah fisika dan
diseluruh ilmu pengetahuan.
Atom juga menunjukkan holistik seperti properti, dan mungkin membuktikan
beberapa hubungan ajaran kesadaran primitif. Jadi, tidak benar jika
mengatakan bahwa setiap analisis dimulai dengan atom yang reduksionis
dan tidak holistik. Keempat Mahavakyas mengungkapkan konsep sama tentang
individu dan Brahman yaitu;
- Pragnanam Brahman, 'Kesadaran adalah Brahma' (Aitareya Upanishad 3.3 Rig Veda)
- Ayam Atma Brahman, 'Diri ini (Atman) adalah Brahma' (Mandukya Upanishad 1.2 Atharva Veda)
- Tat tvam Asi, 'Itu Engkau' (Chandogya Upanishad 6.8.7 Sama Veda)
- Aham Brahmasmi, 'Aku Brahma' (Brhadaranyaka Upanishad 1.4.10 Yajur Veda)
Brahma muncul disegala hal, sesuai dengan konsep fisika modern yang
semuanya terbuat dari partikel dasar yang sama. Temuan dasar lain teori
kuantum juga melibatkan pengamatan pada objek yang diamati. Tidak
mungkin memisahkan efek dari alat ukur suatu objek yang diukur. Seperti
ide tentang pengamat dan objek pengamatan juga ditekankan dalam
Upanishad, filosofi holistik tentang pikiran dan tubuh.
Model terkemuka tentang asal mula alam semesta mengasumsikan bahwa ada beberapa ke-vakum-an diawal, dan
alam semesta tercipta dari fluktuasi kuantum.
Pada waktu itu semuanya gelap karena cahaya belum tercipta sama sekali.
Model juga disebutkan dalam Vayupuran tentang asal usul alam semesta;
Pada awalnya, tidak ada apapun di alam semesta. Hanya Brahma
dimana-mana yang tidak memiliki warna maupun aroma; tidak bisa dirasakan
atau disentuh. Dia tidak berasal, tanpa awal dan tanpa akhir. Brahmana
adalah konstan dan Dia adalah asal segala sesuatu yang ditakdirkan untuk
berada di alam semesta, dan alam semesta diselimuti kegelapan.
Sementara Nasadiya Sukta (kisah penciptaan) juga menyebutkan adanya
kegelapan menyeluruh sebelum penciptaan alam.
Ada fakta yang aneh dalam teori relativitas, dimana pengukuran waktu
tergantung pada gerak pengamat dan juga kekuatan medan gravitasi di
dalamnya. Ini juga sering disebutkan berulang dalam kitab suci Hindu,
bahwa waktu Brahma berbeda dengan dunia manusia. Ketika orang mendengar
Arjun melihat masa lalu, sekarang dan masa depan dari mulut Krishna di
Vishwaroop Darshan (Bhagvatgeeta). Ini mengisyaratkan runtuhnya sistem
koordinat ruang waktu dekat singularitas dalam teori relativitas umum,
dan kitab suci Hindu menggambarkan usia alam semesta terbentuk sejak
beberapa miliar tahun.
Ketidaksetaraan teori Bell didasarkan pada pernyataan logis, seperti
ketika menerapkan objek kuantum tidak sesuai dengan hasil eksperimen
pada sistem atom. Teori kuantum bisa diterima jika menggunakan ide
Upanishad, bahwa Brahma tidak bisa dipahami dengan logika. Jika bisa
dipahami, maka semua itu bukan Brahma.
Beberapa bagian ibadah Veda melibatkan unsur alam seperti angin, air,
api, tanah, dan lainnya, juga gambar Dewa terlihat seperti manusia dalam
bentuk avatar. Beberapa bagian Veda dan Upanishad terlihat konsep
abstrak dibagian manapun, tak terlihat, abadi, transenden dan Brahma
terlihat asing dalam kehidupan kita sehari-hari.
Saat ini, pengetahuan umum fisika berpendapat bahwa benda-benda besar
terdiri dari triliunan atom, dimana teori ini mendekati batas klasik.
Ada beberapa kebenaran dalam teori itu, bahwa kita tidak dapat melalui
dinding seperti elektron. Fisikawan membuktikan, mereka telah menemukan
efek kuantum lebih besar seperti laser, superkonduktivitas,
superfluiditas, kondensasi Bose-Einstein dan
lompatan kuantum berjarak beberapa mil. Tidak jelas, bahwa mekanika kuantum tidak berlaku untuk sistem yang besar, begitupula dengan kesadaran dan proses berpikir.
Penrose, Hameroff dan Stapp menyarankan bahwa kesadaran didalam otak
manusia mungkin disebabkan dari ukuran atom, dan kesadaran mungkin
merupakan
getaran kuantum mekanik
di alam semesta. Otak manusia berkembang sebagai tubuh manusia yang
berevolusi di alam. Jadi, satu kemungkinan bahwa beberapa informasi
kognitif tentang alam dapat tersimpan dalam otak manusia.
Ketidaksetaraan teori Bell tidak mampu menjelaskan, logika konvensional
gagal dalam teori kuantum, tetapi matematika mampu menjelaskan sistem
yang berada di luar pengalaman manusia.
Di dalam otak kita, ada beberapa komponen yang berjalan lebih jauh dari
pengalaman sehari-hari, merasakan realitas seperti yang dilakukan para
Resi melalui meditasi. Atau sama seperti orang buta yang menyentuh
bagian tubuh gajah dan menarik kesimpulan berbeda tentang bentuk gajah.
Beberapa penulis termasuk Amit Goswami menyimpulkan, bahwa kesadaran
menciptakan realitas termasuk atom, begitupula yang diungkapkan oleh
Maharshi Mahesh Yogi. Dari sudut pandang fisika modern, dalam memahami
kesadaran dimulai dari atom atau partikel dasar, diantaranya partikel
elementer dan benda mati atau materi. Maka sel-sel, tanaman, bakteri,
hewan dan manusia akan semakin meningkatkan kesadaran, semua ini
berhubungan dengan realitas.
Referensi
Modern Physics and Hindu Philosophy, by
Kashyap Vasavada
- Emeritus Prof of Physics, Department of Physics, Indiana
University-Purdue University Indianapolis (IUPUI). Based on a paper
presented at the First International Conference on Holistic Vision and
Integral Living, Oak Ridge (TN, U.S.) Aug. 27/28, 2010.
NGC 1333, Hidden Universe, image courtesy of JPL NASA